Tampilkan postingan dengan label Wawasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wawasan. Tampilkan semua postingan

Telaga Ngebel Dongeng "Baru Klinting"

Unknown | 16.29 | 0 komentar

Sebagai kota yang dikenal dengan kesenian Reog, Ponorogo memiliki legenda lain tentang 'Baru Klinting' sang monster Loch Ness dari Ponororgo. Berada di sebelah barat kaki gunung Wilis atau sekitar 25 km dari pusat kota Ponorogo, terdapat danau yang dinamai Telaga Ngebel.

Konon di tengah danau ini hidup binatang yang mirip dengan belut raksasa yang berwarna hitam dan memiliki sirip di tubuhnya. Ketika keberadaannya terusik, biasanya si monster tersebut menampakkan diri dengan diawali satu pusaran atau gelombang air raksasa.

Menurut cerita yang turun temurun dari desa Brotonegaran ciri fisik dari Baru Klinting atau belut raksasa ini memiliki ukuruan sebesar pohon kelapa dan panjangnya kurang lebih 10 meteran. Sulmin, warga Brotonegaran, menceritakan di tahun 60-an bahwa saat ia remaja, pernah menyaksikan sendiri monster tersebut. Saat itu perahunya berada di tengah danau, seketika itu air mulai bergolak, karena terkejut dengan kejadian tersebut, kemudian berinisiatif berputar arah, tidak lama kemudian muncul monster diantara air yang bergolak, namun Sulmin selamat karena sudah hampir mencapai tepi danau.

Dalam cerita lain dikatakan ketika Jepang masuk tahun 1942, mereka membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Telaga Ngebel. Guna menghancurkan salah satu tebingnya mereka menggunakan dinamit yang ledakannya terdengar berulang kali karena tebing cukup keras dan berbatu. Sejak peledakan dan pembangunan PLTA itu, monster Telaga Ngebel menghilang, ada kabar yang menyebutkan monster tersebut mati akibat gema ledakan dinamit berulang-ulang.

Sedangkan cerita lain yang berkembang di masyarakat menyebutkan, Telaga Ngebel dihubungkan dengan kisah seekor ular naga bernama “Baru Klinting“. Ular tersebut merupakan jelmaan dari Patih Kerajaan Bantaran Angin. Kala itu Sang patih sedang bermeditasi dengan wujud ular, dan secara tak sengaja ada seorang warga yang membawa ular jelmaan tersebut ke desa.

Sesampainya di desa, ular jelmaan tersebut hendak dijadikan makanan karena ukuran tubuhnya yang besar. Sebelum dipotong ular tersebut secara ajaib menjelma menjadi anak kecil, yang kemudian mendatangi masyarakat dan memutuskan membuat sayembara.

Sang bocah kemudian menancapkan lidi di tanah, dan mengumumkan dalam sayembara barang siapa yang mampu mencabut yang ditancapkan di tanah maka ia akan mendapatkan hadiah berupa emas dan perak sepuasnya. Akhirnya dengan tawaran yang menggiurkan tersebut para warga mencoba menarik lidi dari tanah. Hasilnya tak seorangpun berhasil mencabut lidi itu dari tanah.

Karena tidak ada yang berhasil mencabut lidi tersebut kemudian, jelmaan bocah itulah yang berhasil mencabut lidi itu. Dari lubang bekas lidi tersebut keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang menggenang hingga membentuk Telaga Ngebel.

Legenda Telaga Ngebel ini konon terkait erat dan memiliki peran penting dalam sejarah Kabupaten Ponorogo. Konon salah seorang pendiri Kabupaten ini yakni Batoro Kantong. Sebelum melakukan syiar Islam di Kabupaten Ponorogo, Batoro menyucikan diri terlebih dahulu di mata air, yang ada di dekat Telaga Ngebel yang kini dikenal sebagai Kucur Batoro.

Setiap tanggal 1 Suro, warga Kota Reog mengadakan selamatan di danau dengan menghanyutkan sesajian ke tengah danau. Jika dikaitkan secara ilmiah, kemungkinan besar belut raksasa atau ular itu adalah ikan sidat (Anguilla bicolor) yang tumbuh raksasa karena tidak ada predator. Memang bentuk ikan ini seperti belut yang unik. Wallahualam.
 




Kenapa Kucing Tidak Bisa Jatuh Terbalik?

Unknown | 10.23 | 0 komentar
Aneh Tapi Nyata - Anda mungkin pernah lihat kucing yang jatuh dari tempat tinggi kemudian membalik tubuhnya dan bisa mendarat dengan mulus dan tidak mengalami cedera. Kenapa bisa? Hal ini terjadi karena kucing (dan beberapa hewan lain) punya sistem keseimbangan dan koordinasi yang luar biasa.


Sistem inilah yang membuat kucing, ketika jatuh, akan menyadari dalam posisi apa dia jatuh. Kalau dia jatuh dalam posisi terbalik, dia akan segera memutar tubuh sehingga kakinya berada di sebelah bawah, dan bersiap untuk mendarat.

Mendaratnya juga tidak asal meregangkan kaki. Kalau manusia jatuh dari tempat tinggi dengan kaki ke bawah, biasanya pasti patah kan. Kalau kucing pinter, mereka setelah memutar kaki ke bawah, segera meregangkan kakinya sehingga angin menahan jatuh tubuhnya. Dan saat bersentuhan dengan tanah, kakinya langsung ditekuk supaya mengecilkan efek jatuhnya.


Rekor tertinggi pernah mencatat bahwa kucing pernah jatuh dari ketinggian lantai 46 tingkat (walaupun sambil jatuh dia sempat mantul-mantul ke kanopi) dan tetap bisa bangun dan berjalan dengan agak terpincang, luar biasa kan.

Kalau manusia kemungki mati tuh. Tapi penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kucing jatuh, makin banyak tulangnya yang patah. Itu bisa terjadi hanya jika ia terjatuh minimal dari batas lantai 5 tingkat saja. Lebih dari itu, jumlah tulang kucing yang patah menurun drastis, apalagi kalo semakin tinggi.
Nah rahasianya adalah, kucing (dan beberapa hewan lainnya) punya apa yang disebut dengan terminal velocity, yaitu kecepatan jatuh maksimum yaitu 60 mil perjam. Saat kucing jatuh, sesuai hukum fisika, kecepatan jatuh si kucing makin bertambah.

Ternyata, saat kecepatan jatuh kucing mencapai terminal velocity, di saat itulah kucing merasa paling rileks dan nyaman. Maka dia mulai meregangkan kakinya seperti bajing loncat untuk mengurangi efek jatuhnya.

Nah itulah sebabnya makin tinggi dia jatuh, makin ada kesempatan untuk dia merasa rileks. Itu juga sebabnya kalau dijatuhin dari tempat yang rendah, dia tidak sempat ngerasa rileks. Makanya jatuhnya lebih berasa.







Sumber :
www.adipedia.com

SYAIR ABU NAWAS

Unknown | 23.00 | 0 komentar
  • إلهى لست للفردوس أهلا * ولا أقوى على نار الجحيم
  • فهب لى توبة واغفر ذنوبى * فإنك غافر الذنب العظيم
  • إلهى عبدك العاصى أتاك * مقرا بالذنوب وقد دعــــاك
  • وعمريى ناقص فى كل يوم * وذنب زائد كيف احتمـال
  • ذنوبى مثل أعداد الرمــال * فهب لى توبة ياذالـــــــجلال
  • فإن تغفر فأنت لذاك أهل * وإن تطرد فمن نرجو سواك
…………..

Ya Allah …tidak layak hambaMu ini masuk ke dalam surga-Mu

tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu

Maka kami mohon tobat dan mohon ampun atas dosaku

sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa

Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai

maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan

Dan umur hamba berkurang setiap hari,

sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya

…………..
Cuplikan pengakuan Abu Nuwas ketika ajal menghampirinya
Ya Allah tiadalah pantas aku menghuni surgamu * tetapi sungguh akupun takkan kuat menahan api nerakamu
Ya Allah terimalah taubatku dan ampunilah segala dosaku * karena Engkaulah Yang Maha Pengampun
Ya Allah hambamu yang nista bersimpuh didepan-Mu * hamba yang telah berlumuran dosa namun tak malu memanggil nama-Mu
Usiaku makin berkurang setiap hari * namun dosaku makin bertambah hingga tak kuat lagi aku menanggungnya
Dosaku laksana butir-butir pasir yang tak terhingga * terimalah taubatku wahai Yang Memiliki segala kemuliaan
Jika Engkau mengampuni hambamu ini, maka memang itu kewenangan-Mu * tetapi jika Engkau tak sudi, maka kepada siapa lagi aku mengharap selain Kamu.

Tampaknya syair di atas akan tetap kekal sampai akhir jaman bagi manusia, sebagai pengingat dan renungan tentang dosa-dosa manusia. Siapa pun itu dan dimanapun, syair itu sangat tepat dan cocok sebagai cambuk peringatan. Apalagi di tengah suhu hawa panas yang menimpa bumi, bahkan cuaca tak menentu. Ada yang panas sampai 38 derajat celcius, seperti di jogja. Tapi di lain tempat adalah banjir dan longsor, seperti di jakarta dan Bandung.

Selain itu, menurut saya suhu kebangsaan juga sedang panas. Sakit dan meradang. Apalagi hari ini, di televisi banyak suguhan adegan ”kekerasan”. Baik di luar ruangan gedung wakil rakyat, maupun di dalam ruangan. Saya sebagai penonton sampai malu, ga tega mau melihat lebih lanjut. Lalu apakah para pemeran adegan itu merasakan malu?

*Syair tersebut adalah gubahan Abu Ali al-Hasan ibnu Hani al-Hakami. Seorang sufi besar dan juga seorang penyair Islam termasyhur di era kejayaan Islam pada zaman kekuasaan Sultan Harun al Rasyid al Abassi, yang menjadi khalifah Dinasti Abasiyah tahun 786-809. Pada zamannya beliau terkenal dengan sebutan Abu Nawas.

Ciri-Ciri Islam Ekstrim

Unknown | 13.52 | 0 komentar
Di antara tanda sikap ekstrim yang tampak jelas, selain bersikap fanatik, adalah bersangka buruk terhadap orang lain, sehingga suka melontarkan fitnah atau menuduh tanpa bukti yang kuat (Dr. Yusuf Qardhawi, Islam Ekstrem: Analisis dan Pemecahannya (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 42-46).
Ulama salafi sejati berpandangan: “Sungguh aku selalu mencarikan alasan pembenaran bagi saudaraku sampai tujuh puluh kali. setelah itu, aku berkata, ‘Mungkin masih ada alasan lain yang tidak kuketahui’.” Akan tetapi, bagi kaum ekstrim, siapa saja yang bertentangan pendapat dengan mereka segera saja mereka tuduh “telah melakukan maksiat atau bid’ah (mengada-ada dalam agama) atau telah meremehkan Sunnah Nabi”.

Contohnya, Ahmad, seorang kenalan saya di Singapura baru-baru ini menerima fatwa dari ulama “moderat” (seperti Imam Bukhari dan Ibnu Hajar) mengenai halalnya berduaan “di dekat orang-orang”. Lantas, ia dituduh “mengunakan [fatwa] itu sebagai FRAUD [penipuan] … utk bertemu perempuan isteri, janda, dara dll.” Ahmad berusaha “mengajak mereka berdialog bukan berdebat, tapi mereka menolak dgn ancaman dan fitnah.”

Sikap buruk-sangka kaum ekstrim tidak hanya tertuju kepada orang “awam” seperti Ahmad itu, tetapi juga meliputi kalangan santri dan bahkan juga ulama terkemuka. Contohnya, jika kaum santri moderat melakukan pacaran secara islami, maka kaum ekstrim menuduh bahwa mereka mengakali hukum agama.

Jika ada ulama (seperti Ibnu Qayyim, Ibnu Hazm, Yusuf Qardhawi, Abu Syuqqah, M Quraish Shihab, dll) yang mengemukakan fatwa yang di dalamnya mengandung kemudahan dan menghilangkan kesempitan, kaum ekstrim menuduh fatwa beliau menyimpang dari Alquran dan Sunnah. Demikian pula bila ada aktivis dakwah yang berbicara dengan “bahasa masa kini”, ia akan dituduh telah menghambakan diri terhadap budaya Barat.

Sesungguhnya kegemaran mereka untuk mencemarkan nama-baik orang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Kegemaran mereka untuk mengecam orang lain seraya menganggap suci diri sendiri sudah disinyalir oleh Alllah SWT: “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah [Allah] yang lebih mengetahui [siapa] orang-orang yang bertakwa.” (QS 53: 32)

Ya, bahkan Islam terlah memperingatkan dengan sekeras-kerasnya tentang buruk-sangka, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Dia berfirman, “Wahai orang-orang beriman! Hindarkanlah dirimu dari kebanyakan prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa.” (QS 49: 12)

Rasululah saw. pun bersabda, “Apabila kamu mendengar seseorang mengatakan ‘manusia telah rusak’, maka orang itulah yang paling rusak di antara mereka.” (HR Muslim)

Yusuf Qardhawi mengabarkan bahwa dalam hadits shahih dari Usamah bin Zaid diberitakan, “Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaa, maka ia telah masuk dalam Islam serta terpelihara jiwa dan hartanya. Kalau pun ia mengucapkan kalimat itu karena [merasa] takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka perhitungannya pada Allah. Sedangkan bagi kita, cukuplah dengan yang lahiriah.”

Karena itu pula, Nabi saw. mengecam Usamah ketika ia membunuh seseorang di medan perang sesudah diucapkannya kalimat syahadat. Beliau bertanya, “Engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan laa ilaaha illallaah?” Jawab Usamah, “Ia hanya mengucapkan kalimat itu karena hendak berlindung dari pukulan pedang.” Maka beliau pun bertanya lagi, “Tidakkah engkau membelah dadanya, lalu [melihat] apa yang kau perbuat dengan kalimat laa ilaaha illallaah itu?” Kemudian, ujar Usamah selanjutnya, “Tak putus-putusnya Nabi mengucapkannya, sehingga aku sangat ingin seandainya baru hari itu aku menjadi seorang muslim.” (Islam Ekstrem, hlm. 49)

Daftar Kategori


close
cbox
 
Alamat: Talun | Ngebel | Ponorogo
Copyright © 2011. PUISI DAN PENDIDIKAN - All Rights Reserved
Template Modify by Cah Ngebel
Proudly powered by Blogger