Home » » SYAIR ABU NAWAS

SYAIR ABU NAWAS

Unknown | 23.00 | 0 komentar
  • إلهى لست للفردوس أهلا * ولا أقوى على نار الجحيم
  • فهب لى توبة واغفر ذنوبى * فإنك غافر الذنب العظيم
  • إلهى عبدك العاصى أتاك * مقرا بالذنوب وقد دعــــاك
  • وعمريى ناقص فى كل يوم * وذنب زائد كيف احتمـال
  • ذنوبى مثل أعداد الرمــال * فهب لى توبة ياذالـــــــجلال
  • فإن تغفر فأنت لذاك أهل * وإن تطرد فمن نرجو سواك
…………..

Ya Allah …tidak layak hambaMu ini masuk ke dalam surga-Mu

tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu

Maka kami mohon tobat dan mohon ampun atas dosaku

sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa

Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai

maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan

Dan umur hamba berkurang setiap hari,

sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya

…………..
Cuplikan pengakuan Abu Nuwas ketika ajal menghampirinya
Ya Allah tiadalah pantas aku menghuni surgamu * tetapi sungguh akupun takkan kuat menahan api nerakamu
Ya Allah terimalah taubatku dan ampunilah segala dosaku * karena Engkaulah Yang Maha Pengampun
Ya Allah hambamu yang nista bersimpuh didepan-Mu * hamba yang telah berlumuran dosa namun tak malu memanggil nama-Mu
Usiaku makin berkurang setiap hari * namun dosaku makin bertambah hingga tak kuat lagi aku menanggungnya
Dosaku laksana butir-butir pasir yang tak terhingga * terimalah taubatku wahai Yang Memiliki segala kemuliaan
Jika Engkau mengampuni hambamu ini, maka memang itu kewenangan-Mu * tetapi jika Engkau tak sudi, maka kepada siapa lagi aku mengharap selain Kamu.

Tampaknya syair di atas akan tetap kekal sampai akhir jaman bagi manusia, sebagai pengingat dan renungan tentang dosa-dosa manusia. Siapa pun itu dan dimanapun, syair itu sangat tepat dan cocok sebagai cambuk peringatan. Apalagi di tengah suhu hawa panas yang menimpa bumi, bahkan cuaca tak menentu. Ada yang panas sampai 38 derajat celcius, seperti di jogja. Tapi di lain tempat adalah banjir dan longsor, seperti di jakarta dan Bandung.

Selain itu, menurut saya suhu kebangsaan juga sedang panas. Sakit dan meradang. Apalagi hari ini, di televisi banyak suguhan adegan ”kekerasan”. Baik di luar ruangan gedung wakil rakyat, maupun di dalam ruangan. Saya sebagai penonton sampai malu, ga tega mau melihat lebih lanjut. Lalu apakah para pemeran adegan itu merasakan malu?

*Syair tersebut adalah gubahan Abu Ali al-Hasan ibnu Hani al-Hakami. Seorang sufi besar dan juga seorang penyair Islam termasyhur di era kejayaan Islam pada zaman kekuasaan Sultan Harun al Rasyid al Abassi, yang menjadi khalifah Dinasti Abasiyah tahun 786-809. Pada zamannya beliau terkenal dengan sebutan Abu Nawas.
Share this article :

14 0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak Dengan Berkomentar ya! Terimakasih

Daftar Kategori


close
cbox
 
Alamat: Talun | Ngebel | Ponorogo
Copyright © 2011. PUISI DAN PENDIDIKAN - All Rights Reserved
Template Modify by Cah Ngebel
Proudly powered by Blogger