
Paper
 itu ditulis oleh Marios Loukas, Yousuf Saad, Shane Tubbs dan Mohamadali
 Shoja. Penulis pertama, Marios Loukas adalah seorang Profesor di St. 
George University dengan bidang riset seputar jantung, teknik dan 
anatomi pembedahan, arteriogenesis hingga pendidikan medis.
Pencarian
 dengan menggunakan portal ISIWeb Knowledge menyebutkan sekitar 280 
paper ilmiah yang pernah ditulis oleh Marios Loukas di bidang jantung. 
Ini menunjukkan kredibilitas beliau sebagai pakar yang berkompeten untuk
 berbicara soal jantung, termasuk tulisannya yang membicarakan jantung 
di dalam Al Quran dan Hadits.
International
 Journal of Cardiology itu sendiri termasuk jurnal ternama di bidang 
jantung. Nilai Impact factor jurnal tersebut sekitar 3. Paper yang 
diterbitkan itu dapat dilihat di
http://www.internationaljournalofcar.com/
Mungkin
 penting untuk diketahui disini, bahwa kata ?heart? dalam dunia 
kedokteran berarti jantung, bukan hati. Adapun ?hati? dalam kedokteran 
adalah liver. Karena itu kata ?qalb? dalam bahasa Arab, diterjemahkan 
oleh penulis paper tersebut menjadi ?heart?, yang dalam bahasa Indonesia
 berarti jantung.
Ada sejumlah hal menarik dari paper tersebut.
Paper
 tersebut dikirim dan sampai (received) ke jurnal tersebut pada tanggal 7
 Mei 2009. Ternyata, hanya dalam 5 hari kemudian tanggal 12 Mei 2009, 
paper tersebut langsung disetujui (accepted) oleh editor jurnal 
tersebut. Sepanjang pengetahuan saya, proses ini sangat-sangat cepat. 
Rata-rata sebuah paper membutuhkan waktu satu hingga beberapa bulan 
untuk dapat disetujui oleh editor jurnal. Bahkan ada yang membutuhkan 
waktu bertahun-tahun. Lamanya proses itu salah satunya karena adanya 
diskusi panjang dengan reviewer atau pihak ketiga yang memberikan 
penilaian layak tidaknya sebuah paper untuk dapat diterbitkan di sebuah 
jurnal ilmiah. Dugaan saya, proses yang hanya lima hari sejak proses 
received hingga accepted ini disebabkan karena editor langsung setuju 
dengan isi paper tersebut sehingga tidak diperlukan lagi proses 
pengecekan oleh pihak ketiga.
Paper
 itu sendiri terbit secara online pada 25 Agustus 2009. Kemudian dicetak
 dalam edisi kertas baru-baru saja, pada 1 April 2010.
Dalam
 pengantarnya, penulis menjelaskan kemajuan ilmu kedokteran saat ini 
nampaknya melupakan kontribusi dari sejumlah teks-teks agama, salah 
satunya adalah Quran dan Hadits. Padahal beliau menyebut deskripsi yang 
akurat tentang struktur anatomi, prosedur bedah, karakteristik fisiologi
 dan pengobatan medis, ?Found within the Qur?an and Hadeeth are accurate
 descriptions of anatomical structures, surgical procedures, 
physiological characteristics, and medical remedies.? Paper itu ditulis 
sebagai review atau rangkuman untuk menyajikan secara akurat kontribusi 
Al Quran dan Hadits dengan fokus khusus pada sistem jantung ?to 
accurately present the anatomical and medical contributions of the 
Qur?an and Hadeeth, with specific focus on the cardiovascular system.?
Setelah
 menyebutkan sejarah singkat Al Quran dan Hadits, Marios Loukas 
menjelaskan perbedaan kontras dalam Islam dan Kristen mengenai hubungan 
antara agama dan sains. Dalam sejarah Kristen di abad pertengahan dan 
masa Renaissance, pengaruh gereja Kristen melumpuhkan (stifle) 
perkembangan sains, bahkan jika pengamatan sains tersebut sebenarnya 
didukung oleh perhitungan dan pemikiran rasional. Sementara, sains di 
era kejayaan Islam berkembang luas disebabkan ajaran Islam mendorong 
(encourage) dan mendukung riset sains. Selain itu, dalam Islam pencarian
 ilmu pengetahuan merupakan bagian dari ibadah kepada Tuhan (an act of 
worship to God).
Paper
 itu menjelaskan tentang pandangan umum tentang pengobatan dalam Al 
Qur?an dan Hadits. Diantaranya, Allah SWT yang menciptakan penyakit, dan
 setiap penyakit itu selalu ada obat dan metode penyembuhannya. Sebuah 
penyakit yang sembuh terjadi karena adanya ijin dari Allah SWT 
(permission of God). Ada dua macam perlakuan (treatment) untuk proses 
penyembuhan suatu penyakit, yaitu secara spiritual dan fisik. Sebab, Al 
Quran menyebut penyakit tidak hanya berupa penyakit fisik, namun juga 
penyakit yang ?tersembunyi? seperti keragu-raguan (doubt), kotoran 
keimanan (impurity), kemunafikan (hypocrisy) dan tidak beriman 
(disbelief) dan dusta (falsehood).
Selain
 penyakit batin tersebut, Al Quran dan Hadits juga mendiskusikan 
beberapa penyakit fisik seperti sakit perut (abdominal pain), mencret 
(diarrhea), demam (fever), penyakit kusta (leprosy), and penyakit 
mental. Diantara obat yang manjur adalah madu karena mengandung gula, 
vitamin dan anti mikroba. Selanjutnya Al Quran berbicara tentang makanan
 apa saja yang haram dikonsumsi, seperti bangkai, darah, daging babi 
serta yang disembelih tidak atas nama Allah.
Mengenai
 sistem jantung, darah dan sirkulasinya, penulis menyebut tentang sebuah
 ayat Al Quran yang menyatakan bahwa ?Dan sesungguhnya Kami telah 
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan
 Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya? (Qaaf 16). Ini 
menunjukkan relasi antara Allah SWT dengan hamba-Nya, sekaligus 
mengisyaratkan pentingnya pembuluh darah di leher dan hubungannya dengan
 jantung.
Panjang
 lebar, penulis paper tersebut juga mengupas jantung, penyakit yang 
berkaitan dengan jantung, serta kontribusi Al Qur?an dan Hadits bagi 
dunia medik. Seperti, pembuluh darah aorta, diskusi seputar darah pada 
penyembelihan binatang. Al Quran juga menyebut ada tiga kelompok manusia
 berdasarkan keadaan ?heart?, yaitu orang yang beriman (believers) yang 
memiliki heart yang hidup, orang kafir (rejecters of faith) yang 
memiliki heart yang mati, dan orang munafik (the hypocrites) yang ada 
penyakit dalam heart. Karena itu Marios Loukas menyatakan bahwa heart 
memiliki dua tipe, yaitu spiritual heart dan physical heart. Tiga 
kategori itu termasuk ke dalam spiritual heart. Ia juga menyebutkan 
bahwa ulama (scholars) membagi dua jenis penyakit dalam spiritual heart,
 yaitu syubuhat dan syahwat.
Bagin
 yang juga menarik, ketika secara tidak langsung gaya hidup manusia yang
 dikehendaki oleh Allah SWT, membuat kemungkinan terkena penyakit 
jantung menjadi lebih kecil, seperti melakukan aktivitas spiritual, 
makan secukupnya, bekerja secara fisik, tidak marah dan iri hati, 
menjauhi keserakahan, serta menjauhkan diri dari makanan dan minuman 
yang dilarang. Termasuk dibahas pula gerakan-gerakan shalat (berdiri, 
sujud duduk) yang berhubungan dengan kesehatan, sampai-sampai gerakan 
orang shalat yang malas seperti yang dilakukan oleh orang munafik 
dikecam dalam Al Quran. Hingga dibahas pula, larangan Islam untuk 
mengkonsumsi alkohol untuk khamar yang bisa ditinjau dari segi 
kesehatan. Sebab, alkohol berpengaruh pada seluruh organ tubuh, seperti 
liver, lambung, usus, pankreas, jantung dan otak dan dapat menyebabkan 
sejumlah penyakit, seperti liver cirrhosis, pancreatic insufficiency, 
cancer, hypertension dan heart disease.
Di
 bagian kesimpulan, penulis menyatakan bahwa Al Qur?an dan ucapan Nabi 
Muhammad merupakan teks agama, spiritual dan sekaligus saintifik, serta 
memberikan pengaruh (influence) bagi ilmu medik dan anatomi. Setelah 
panjang lebar menjelaskan, penulis menyatakan bahwa jantung (heart) 
sesungguhnya berisi unsur hati, kecerdasaan dan emosi, sebagaimana juga 
unsur fisik tubuh yang dapat mengalami sakit, seperti pembekuan darah 
dll. Penulis juga menyatakan bahwa saintis Eropa di abad pertengahan 
gagal dalam mengambil manfaat dari Islam, disebabkan oleh beberapa 
kemungkinan diantaranya proses penterjemahan yang buruk.
Menurut
 pengamatan saya, Al Quran memang bukan kitab sains, namun petunjuk 
hidup bagi manusia. Bagi orang yang beriman, Al Quran juga tidak butuh 
bukti untuk kebenaran isinya. Namun demikian, adanya sejumlah 
isyarat-isyarat ilmiah yang belakangan terbukti sesuai dengan 
perkembangan sains modern semakin menunjukkan bahwa Al Quran bukanlah 
sebuah kitab yang biasa, tetapi sebuah mukjizat dari Allah SWT. Inilah 
domain yang dimasuki oleh Marios Loukas dan partnernya. Orang seperti 
Marios Loukas dengan kepakarannya di bidang jantung sangat tepat untuk 
membahas masalah ini. Tentu, usaha ini patut mendapat apresiasi dari 
kita, kaum muslimin. Salah satunya, beberapa saintis Turki menulis paper
 di jurnal tersebut yang berjudul ?Islamic legacy of cardiology: 
Inspirations from the holy sources?, sebagai kelanjutan dari paper 
Marios Loukas tersebut.
Disamping
 itu pula, sudah menjadi sunnatullah jika gembong anti Islam selalu 
menampakkan kebenciannya terhadap setiap upaya untuk memajukan Islam. 
Kalangan anti Islam dari kelompok faithfreedom.org misalnya, mereka 
sangat tidak suka ketika jurnal Cardiology itu menerbitkan paper 
tersebut. Bahkan salah satunya seperti Syed Kamran Mirza sampai menulis 
surat kepada jurnal tersebut agar menarik paper tersebut. Tentu saja 
permintaan itu ditolak.
Semoga
 informasi ini bisa menjadi tambahan inspirasi untuk kaum muslimin, 
untuk selalu menjadi yang terbaik di bidang masing-masing, menjadi orang
 yang bermanfaat bagi orang lain, dan juga menjadi tambahan keimanan 
bagi kita, kaum muslimin. Aamiin ^_^
Wallahu a'lam.
#Semoga bermanfaat ^_^ 




14 0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Dengan Berkomentar ya! Terimakasih