Sebuah fenomena Telaga
Ngebel yang jarang orang mengetahuinya. Telaga merupakan aset
terbesar yang dimiliki ponorogo, merupakan sumber income yang selalu
mengisi khas pariwisata, akan tetapi dibalik itu semua mereka tidak pernah
mengetahui bahwa sebuah aset perlu dijaga kelestariannya. Sebuah aset
memerlukan perawatan agar bisa selalu menghasilkan income. Perlu diketahui
bahwa wisata ngebel mempunyai nilai aset tetap dan aset musiman.
Oke mari kita rinci apa yang dimaksud aset tersebut:
Pertama, ASET TETAP
Aset tetap
merupakan aset yang dimiliki wisata Telaga Ngebel yang setiap
hari diterima pariwisata untuk khas. Contohnya, setiap hari ada wisatawan
yang masuk. Nah setiap karcis perhari yang masuk ke Telaga Ngebel itulah
yang dinamakan aset tetap.
Kedua, ASET MUSIMAN
Aset musiman
adalah aset yang diterima Telaga Ngebel saat-saat tertentu. Artinya
tidak setiap hari pariwisata menerima income semacam itu.
Permasalahan
Lebih utama mana
aset musiman yang diterima ngebel ataukah aset tetap? Siapakah yang dirugikan
jika pariwisata harus memilih aset musiman? Dan jika sebaliknya bagaimana?
Pembahasan:
Aset musiman,
merupakan aset besar yang diterima Telaga Ngebel saat-saat tertentu.
Contoh, pada saat pariwisata mengadakan acara dangdut orkes, saat acara sewa
camping lapangan dan saat acara tertentu yang setiap hari tidak dilakukan
pariwisata itulah aset musiman. Memang benar saat-saat inilah pariwisata dan
juga kabupaten kebanjiran income. Bayangkan saja kalau tiket per orang
Rp.15.000,- , berapa banyak jika yang datang beratus2 orang? Tinggal mengalikan
saja. Apakah ini akan stabil? Tentu kita bisa lihat realita di lapangan. Andaikan
harga tiket sekian dan setiap musim pasti berkurang pengunjungnya, bagaimana ke
depan? Realitanya ada orkes beberapa minggu yang lalu (sebelum tulisan ini saya
tulis) banyak sekali pengunjung yang berbalik haluan. Artinya mereka tidak jadi
masuk Telaga Ngebel karena tiketnya terlalu mahal. Disamping itu, adanya
pembohongan publik mengurangi jumlah pengunjung musiman. Apa yang dinamakan
pembohongan publik? Contoh jelasnya, isunya ada Sagita yang
show di lapangan ngebel, akan tetapi bukannya sagita tapi Zagita. Pembohongan
publik ini yang selalu membosankan pengunjung. Memang benar saat itu sumber
income sangat besar, akan tetapi apakah pengunjung tidak kecewa? Tentu sangat
kecewa. Dampak kelanjutannya yaitu banyak pengunjung yang tidak akan pernah berwisata
saat ada acara show orkes Telaga Ngebel. Akhirnya?? Aset musiman akan selalu
berkurang dan bisa jadi akan mati. Lalu siapa yang dirugikan dengan ini??
Tentunya sangat banyak. Contohnya, pengusaha, warung, hotel, pedagang eceran
dan masih banyak yang dirugikan di sekitar Telaga Ngebel yang mengeluh
karena pengunjung yang seharusnya murni datang menjadi berbalik haluan.
Aset tetap,
merupakan income yang setiap hari diterima pariwisata Telaga Ngebel.
Bisa dari karcis tiap hari masuk. Apakah aset ini akan stabil?? Nah ini yang
harus kita bahas.
Pertama, sudahkah ada fasilitas yang memadai di
tempat pariwisata? Kita bandingkan dengan sarangan.
Kedua, berapa harga tiketnya masuk Telaga
Ngebel setiap harinya? Harus di imbangi fasilitas.
Ketiga, bagaimana jalannya dari ponorogo-ngebel?
Tentunya menghambat pengunjung jika jalannya tidak diperbaiki.
Keempat, apa fasilitas karcis saat masuk?
Nah sekarang kita
bicara fasilitas, apa yang tersedia di Telaga Ngebel? Perahu? Ataukah
nilanya? Tolong dijawab sendiri.
Kita bahas harga
tiket, dari 2ribu, 4ribu, 5ribu, hingga 10.000/motor setiap karcis/harinya.
Apakah akan bertahan lama masuknya pengunjung? Dengan fasilitas itu?
Jalan masuk
ngebel, apakah tidak pernah memikirkan jalan Telaga Ngebel yang dimana-mana
terjadi kerusakan? Disana-sini bolong-bolong? Bagaimana dengan kenyamanan
pengunjung? Tentu pengunjung akan males jauh-jauh ke Telaga Ngebel jika yang
dipikirkan Cuma income, akhirnya lama-lama tidak akan ada pengunjung yang naik
ke Telaga Ngebel. Kalau dibilang, mereka tidak pernah memikirkan hal
yang mendukung akan majunya suatu tempat wisata. Padahal, dengan itu tidak
diperhatikan, maka bisa dijamin tempat wisata itu incomenya akan selalu turun.
Dan aset musiman itu tak akan bertahan lama karena selalu ada kenaikan tiket,
pembohongan publik dll.
Sekarang apa
gunannya karcis? Untuk menyewa semua keindahan Telaga Ngebel, untuk
parkir ditempat umum. Seperti lapangan, dermaga, dan pinggir2 telaga. Faktanya,
kenapa di dermaga masih ada jukir? Padahal didalam karcis sudah tertera
sekalian karcis parkir. Lalu kemana harus bertanya masalah ini? Tentunya pihak
pengelola Telaga Ngebel.
Yang terakhir,
apakah dengan begini aset itu akan bertahan?? Bisa dipikirkan sendiri. Terimakasih.
Tags: wisata ngebel, telaga ngebel ponorogo, ngebel ponorogo, wisata telaga, danau ngebel, pariwisata ngebel, nila bakar, panggang, telaga ngebel, kawasan wisata, air terjun sundan widodaren, air terjun selorejo, air terjun toyomerto, lake ngebel jawa timur, ponorogo, ngebel indah, taman wisata, masalah ngebel, problem ngebel, jalan rusak, tambang pasir, ikan ngongok, lesehan, air panas, air tiga rasa ngebel, air anget telaga ngebel
14 0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Dengan Berkomentar ya! Terimakasih