Home » , » Gunung Salak (Misteri Kabut)

Gunung Salak (Misteri Kabut)

Unknown | 17.01 | 0 komentar

Gunung Salak penuh dengan kisah mistik dan misteri disekitarnya. Untuk kesekian kalinya, pesawat udara mengalami kecelakaan di Gunung Salak. Banyak beredar cerita tahayul dan mistik bahwa adanya kabut misterius yang selalu ‘menjebak’ pesawat yang melintas. Percayakah Anda?

Kalau dari komentar Kepala Pentak Lanud Atang Sendjaja, Mayor Ali Lubis mengatakan kalau sudah diakui pegunungan itu berkabut. Apalagi Gunung Salak, mulai jam 14.00 WIB itu kabut sudah turun karena Bogor itu kan daerah hujan. Tapi Ali meminta agar urusan mistik tidak dikait-kaitkan. Dia menjelaskan, para penerbang di Lanud Atang Sendjaja pun sudah menyadari soal kabut itu. Karenanya, kalau sudah di bawah pukul 14.00 WIB, kawasan itu mesti dihindari. Dan kalau cuaca buruk atau berkabut jangan sekali-kali mendekati wilayah itu,” imbuhnya. Kabut memang berbahaya, penerbangan yang dilakukan melintas di pegunungan mesti benar-benar berhati-hati.

Kembali ke kasus pesawat Sukhoi yang menabrak tebing di Gunung Salak, sebelum hilang kontak, pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 itu sempat minta izin turun ke 6.000 kaki dari ketinggian 10.000 kaki. Mengapa permintaan itu muncul masih belum terkuak. Yang jelas, data satelit menunjukkan saat peristiwa itu ada awan setinggi 37 ribu kaki. Dari data Multifunctional Transport Satellites (MTSAT) menunjukkan sekitar waktu kejadian, awan di sekitar Gunung Salak tampak sangat rapat dengan liputan awan lebih dari 70 persen, begitu penjelasan dari seorang profesor di Lapan.

Analisis indeks konveksi menggambarkan ketinggian awan juga menunjukkan adanya awan jenis Cb alias Cumulo Nimbus yang menjulang tinggi sampai sekitar 37.000 kaki atau 11,1 km. Jika dilogikakan dengan sederhana, maka pilot akan berupaya mencari jalan keluar dari kepungan awan itu dengan cara teraman. Kemungkinan pilot berpikir dari jarak 10.000 kaki harus terbang melebihi 37 ribu kaki mungkin terlalu tinggi. Karena itu pilihannya terbang ke kanan, kiri, atau ke bawah.

Pilihan minta izin menurunkan ke 6.000 kaki, mungkin juga didasarkan pertimbangan ada sedikit celah yang terlihat di bawah, tetapi terlambat memperhitungkan risiko yang lebih fatal dengan topografi yang bergunung-gunung. Sementara itu Humas LAPAN Elly Kuntjahyowati dalam rilisnya, mengatakan hasil pantauan satelit MTSAT menujukkan Gunung Salak sedang tertutup awan hingga mencapai 100 persen saat kecelakaan terjadi. Indeks konveksi menunjukkan nilai berkisar 30, yang berarti lokasi tersebut kemungkinan besar sedang terjadi hujan.

(Detik.com)
Share this article :

14 0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak Dengan Berkomentar ya! Terimakasih

Daftar Kategori


close
cbox
 
Alamat: Talun | Ngebel | Ponorogo
Copyright © 2011. PUISI DAN PENDIDIKAN - All Rights Reserved
Template Modify by Cah Ngebel
Proudly powered by Blogger